NAMA: DERIK TRI PRASONGKO
KELAS: 4C
M.K: SINTAKSIS
UNSUR-UNSUR KALIMAT
1.
Subjek
Subjek
atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna
kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi :
Ø Membentuk
kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
Ø Memperjelas
makna
Ø Menjadi
pokok pikiran
Ø Menegaskan
(memfokuskan) makna
Ø Memperjelas
pikiran ungkapan, dan
Ø Membentuk
kesatuan pikiran
Ciri-ciri subjek:
Ø Jawaban
apa atau siapa,
Ø Didahului
kata bahwa
Ø Berupa
kata ataufrasa benda (nomina),
Ø Disertai
kata ini, atau itu,
Ø Disertai
pewatas yang
Ø Kata
sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si kecil, sang
perkasa
Ø Tidak
didahului preposisi: di dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut,
berdasarkan, dan lain-lain.
Ø Tidak
dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Subjek kalimat dapat
berupa kata dan dapat pula berupa frasa.
Berupa kata,
misalnya:
Saya
sudah mulai mengantuk.
Malam
sudah sangat larut.
Orang-orang
sudah tertidur lelap.
Berupa frasa,
misalnya:
Ø Air sungai kecil itu
uterus-menerus mengericik.
Pada tepi sungai kecil
itu terempas kerikil-kerikil tajam.
Seekor kelinci
tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel kereta api.
2.
Predikat
Seperti
halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:
Ø Membentuk
kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk,
Ø Menjadi
unsur penjelas yaitu, memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan
menentukan kejelasan makna kalimat,
Ø Menegaskan
makna,
Ø Membentuk
satuan pikiran, dan
Ø Sebagai
sebutan.
Ciri-ciri predikat:
Ø Jawaban
mengapa, bagaimana,
Ø Dapat
diingkarkan dengan tidak atau bukan,
Ø Dapat
didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir,
Ø Dapat
didahului keterangan modalitas: sebaliknya, seharusnya, seyogyanya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain,
Ø Tidak
didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi
menjadi perluasan subjek,
Ø Didahului
kata adalah, ialah, yaitu, yakni,
Ø Predikat
dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan.
Predikat dapat berupa
kata, dan dapat pula berupa frasa.
Berupa kata, misalnya:
Ø Pengusaha
sukses itu menemukan peluang bisnis barunya.
Ø Bisnisnya
berkembang.
Ø Dia
sukses.
Berupa frasa, misalnya:
Ø Pengusaha
itu sudah mendapatkan peluang pengembangan bisnisnya.
Ø Bisnisnya
berkembang amat pesat setelah menggunakan bahan baku lokal.
Ø Manusia
adalah makhluk yang berakal budi.
3.
Objek
Subjek
dan predikat cendrung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek
tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis
predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang
berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja
berkonfiks me-kan, atau me-I, misalnya: mengambilkan, mengumpulkan; me-I,
misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
Ø Membentuk
kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
Ø Memperjelas
kalimat dan,
Ø Membentuknkesatuan
atau kelengkapan fikiran.
Ciri-ciri objek:
Ø Berupa
kata benda
Ø Tidak
didahului kata depan
Ø Mengikuti
secara langsung di belakang predikat transitif
Ø Jawaban
apa atau siapa yang terlatak di belakang predikat transitif, dan
Ø Dapat
menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu difasifkan.
Benar: mahasiswa itu
menerangkan kerangka berfikirnya.
Mereka mendiskusikan antikorupsi.
Salah: mahasiswa itu
menerangkan tentang kerangka berpikirnya.
Mereka mendiskusikan mengenai antikorupsi.
4.
Perlengkapan
Perlengkapan
adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek,
dan melengkapi struktur kalimat.
Ciri-ciri pelengkap:
Ø Bukan
unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap
imformasinya.
Ø Terletak
di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya:
a).
melengkapi struktur:
Negara
Republik Indonesia / merdasarkan / Pancasila.
S P Pel
Ia
/ menjadi / rector.
S
P Pel
b).
Mengkhususkan makna objek, misalnya:
Ibu
/ membawakan / saya / oleh-oleh
S
P O Pel
5.
Keterangan
Keterangan
kalimat berfungsi menjelaskna atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat diraskan kehadirannya
terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait,
dengan tempat waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri Keterangan:
Ø Bukan
unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak
jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat udangan, kanta keterangan tidak
komunikatif,
Ø Tempat
tidak terikat posisi , pada awal, tengah, atau akhir kalimat,
Ø Dapat
berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara posesif
(posesif ditandai kata meskipun, walupun, atau biarpun, misalnya: saya
berupaya meningkatkan kualitas kerja meskipun sulit untuk diwujudkan.), dan
pengganti nomina (menggunkan kata bahwa, misalnya: mahasiswa berpendapat
bahwa sekarang ini sulit untuk mencari pekerjaan). Contoh penempatan keterangan:
Pada
awal kalimat, “kemarin Rector berangkat ke Tokio.”
Pada
tengah kalimat: “Rector kemarin berangkat ke Tokio.”.
Pada
akhir kalimat: “Rector berangkat ke Tokio kemarin.”
Ø Dapat
berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi; misalnya: keterangan
tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat
menggantikan subjek.
Megawati,
yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno (keterangan
tambahan)
Megawati,
Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno. (aposisi).
6.
Konjungsi
Konjungsi
adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur
kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan (atau) sebuah paragraph
dengan paragraph yang lain.
Konjungsi
dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat, dan perangkai antarkalimat.
Perangkat intrakalimat berfungsi menghubungkan unsur atau bagian kalimat dengan
unsur atau bagian kalimat yang lain di dalam sebuah kalimat. Apapun perangkai
antarkalimat berfungsi menghubungkan kalimat atau paragraph yang satu dengan
kalimat atau paragraph yang lain. Bagian perangkai antara kalimat ini sering
juga disebut dengan istilah kata transisi. Kata-kata transisi ini sangat membantu
dalam menghubungkan gagasan sebelum dan sesudahnya baik antara kalimat mapun
antar paragraph.
Contoh
bentuk perangkai yang sering ditemukan dalam karangan antara lain: adalah,
andaikata, apabila, atau, bahwa, bilamana, daripada, di samping itu, sehingga,
ialah, jika, kalau, kemudian, melainkan, meskipun, misalnya, padahal,
seandainya, sedangkan, seolah-olah, supaya, umpamanya, bahkan, tetapi, karena
itu, oleh sebab itu, jadi, maka, lagipula, sebaliknya, sementara itu,
selanjutnya, dan tambah pula. Contoh penggunaan konjungsi.
Ø Presiden
beserta rombongan segera meninjau lokasi bencana alam.
Ø Di samping harus hati-hati
menghadapi orang tua, kamu juga harus waspada terhadap kemungkinan
serangan anak buahnya.
Ø Semua
soal ujian dapat kukerjakan dengan baik. Dengan demikian, harapan lulus
semangkin besar bagiku.
Ø Saya
memanggil dokter, sedangkan ibu menjaga adik di rumah.
Ø Andaikata pemerintah belum
membangun tanggul sungai ini, tentu kita sudah kebanjiran. (kata yang dicetak
miring adalah konjungsi).