Minggu, 27 Maret 2016

UNSUR-UNSUR KALIMAT


NAMA: DERIK TRI PRASONGKO
KELAS: 4C
M.K: SINTAKSIS
UNSUR-UNSUR KALIMAT
1.      Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi :
Ø  Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
Ø  Memperjelas makna
Ø  Menjadi pokok pikiran
Ø  Menegaskan (memfokuskan) makna
Ø  Memperjelas pikiran ungkapan, dan
Ø  Membentuk kesatuan pikiran
Ciri-ciri subjek:
Ø  Jawaban apa atau siapa,
Ø  Didahului kata bahwa
Ø  Berupa kata ataufrasa benda (nomina),
Ø  Disertai kata ini, atau itu,
Ø  Disertai pewatas yang
Ø  Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si kecil, sang perkasa
Ø  Tidak didahului preposisi: di dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
Ø  Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Subjek kalimat dapat berupa kata dan dapat pula berupa frasa.
Berupa kata, misalnya:
Saya sudah mulai mengantuk.
Malam sudah sangat larut.
Orang-orang sudah tertidur lelap.
Berupa frasa, misalnya:
Ø  Air sungai kecil itu uterus-menerus mengericik.
Pada tepi sungai kecil itu terempas kerikil-kerikil tajam.
Seekor kelinci tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel kereta api.
2.      Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:
Ø  Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk,
Ø  Menjadi unsur penjelas yaitu, memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat,
Ø  Menegaskan makna,
Ø  Membentuk satuan pikiran, dan
Ø  Sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
Ø  Jawaban mengapa, bagaimana,
Ø  Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan,
Ø  Dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir,
Ø  Dapat didahului keterangan modalitas: sebaliknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain,
Ø  Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek,
Ø  Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni,
Ø  Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan.
Predikat dapat berupa kata, dan dapat pula berupa frasa.
Berupa kata, misalnya:
Ø  Pengusaha sukses itu menemukan peluang bisnis barunya.
Ø  Bisnisnya berkembang.
Ø  Dia sukses.
Berupa frasa, misalnya:
Ø  Pengusaha itu sudah mendapatkan peluang pengembangan bisnisnya.
Ø  Bisnisnya berkembang amat pesat setelah menggunakan bahan baku lokal.
Ø  Manusia adalah makhluk yang berakal budi.


3.      Objek
Subjek dan predikat cendrung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-I, misalnya: mengambilkan, mengumpulkan; me-I, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
Ø  Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
Ø  Memperjelas kalimat dan,
Ø  Membentuknkesatuan atau kelengkapan fikiran.
Ciri-ciri objek:
Ø  Berupa kata benda
Ø  Tidak didahului kata depan
Ø  Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
Ø  Jawaban apa atau siapa yang terlatak di belakang predikat transitif, dan
Ø  Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu difasifkan.
Benar: mahasiswa itu menerangkan kerangka berfikirnya.
            Mereka mendiskusikan antikorupsi.
Salah: mahasiswa itu menerangkan tentang kerangka berpikirnya.
            Mereka mendiskusikan mengenai antikorupsi.

4.      Perlengkapan
Perlengkapan adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.
Ciri-ciri pelengkap:
Ø  Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap imformasinya.
Ø  Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya:
a). melengkapi struktur:
Negara Republik Indonesia / merdasarkan / Pancasila.
                        S                             P                 Pel

Ia / menjadi / rector.
 S         P          Pel
b). Mengkhususkan makna objek, misalnya:
Ibu / membawakan / saya / oleh-oleh
  S             P                 O          Pel

5.      Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi menjelaskna atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat diraskan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait, dengan tempat waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri Keterangan:
Ø  Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat udangan, kanta keterangan tidak komunikatif,
Ø  Tempat tidak terikat posisi , pada awal, tengah, atau akhir kalimat,
Ø  Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara posesif (posesif ditandai kata meskipun, walupun, atau biarpun, misalnya: saya berupaya meningkatkan kualitas kerja meskipun sulit untuk diwujudkan.), dan pengganti nomina (menggunkan kata bahwa, misalnya: mahasiswa berpendapat bahwa sekarang ini sulit untuk mencari pekerjaan). Contoh penempatan keterangan:
Pada awal kalimat, “kemarin Rector berangkat ke Tokio.”
Pada tengah kalimat: “Rector kemarin berangkat ke Tokio.”.
Pada akhir kalimat: “Rector berangkat ke Tokio kemarin.
Ø  Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi; misalnya: keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat menggantikan subjek.
Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno (keterangan tambahan)
Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno. (aposisi).

6.      Konjungsi
Konjungsi adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan (atau) sebuah paragraph dengan paragraph yang lain.
Konjungsi dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat, dan perangkai antarkalimat. Perangkat intrakalimat berfungsi menghubungkan unsur atau bagian kalimat dengan unsur atau bagian kalimat yang lain di dalam sebuah kalimat. Apapun perangkai antarkalimat berfungsi menghubungkan kalimat atau paragraph yang satu dengan kalimat atau paragraph yang lain. Bagian perangkai antara kalimat ini sering juga disebut dengan istilah kata transisi. Kata-kata transisi ini sangat membantu dalam menghubungkan gagasan sebelum dan sesudahnya baik antara kalimat mapun antar paragraph.
Contoh bentuk perangkai yang sering ditemukan dalam karangan antara lain: adalah, andaikata, apabila, atau, bahwa, bilamana, daripada, di samping itu, sehingga, ialah, jika, kalau, kemudian, melainkan, meskipun, misalnya, padahal, seandainya, sedangkan, seolah-olah, supaya, umpamanya, bahkan, tetapi, karena itu, oleh sebab itu, jadi, maka, lagipula, sebaliknya, sementara itu, selanjutnya, dan tambah pula. Contoh penggunaan konjungsi.
Ø  Presiden beserta rombongan segera meninjau lokasi bencana alam.
Ø  Di samping harus hati-hati menghadapi orang tua, kamu juga harus waspada terhadap kemungkinan serangan anak buahnya.
Ø  Semua soal ujian dapat kukerjakan dengan baik. Dengan demikian, harapan lulus semangkin besar bagiku.
Ø  Saya memanggil dokter, sedangkan ibu menjaga adik di rumah.
Ø  Andaikata pemerintah belum membangun tanggul sungai ini, tentu kita sudah kebanjiran. (kata yang dicetak miring adalah konjungsi).